KEBUDAYAAN
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “budayah” yang dapat diartikan
sebagai hasil rasa, cipta, dan karsa manusia. Mengingat kebudayaan adalah
tumpahan ekspresi hidup manusia maka budaya itu mesti dilestarikan keberadaannya
dengan baik di tengah masyarakatnya. Kalau budaya adalah rasa, cipta,
dan karsa manusia maka untuk hasil dari budaya itulah yang dinamakan dengan
kebudayaan.
Kebudayaan adalah hasil karya manusia
dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan
taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta
sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai
perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam
proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.
Walau
ada yang mengartikan lain bahwa kebudayaan adalah proses berfikir
manusia yang menghasilkan berbagai ciptaannya dalam meningkatkan taraf hidup
dirinya, tapi pada dasarnya kebudayaan adalah wujud Maha Karya tangan manusia.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita
klasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Kebudayaan Indonesia Klasik
Para ahli
kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang
obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam
kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang
dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian,
nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
2. Kebudayaan Indonesia Modern
Seorang pengamat memberikan
argumennya tentang kebudayaan indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan
Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi
ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini
bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.
Seperti yang kita ketahui,
perkembangan budaya indonesia selalu saja naik dan turun. Pada awalnya,
indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita
terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia
sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi
penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin
majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini
sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Ini terjadi
karena adanya proses perubahan sosial seperti Akulturasi dan Asimilasi.
Akulturasi adalah proses
masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah
dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.
Asimilasi
adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul
secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Perkembangan kebudayaan
Indonesia saat ini banyak didominasi dengan budaya-budaya asing yang dinilai
lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan lokal.
Berikut
Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia :
1. Masuknya Budaya Asing
Budaya
asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai
sebagai salah satu penyebabnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
Ø Cara Berpakaian
Sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti
bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
Ø Alat Musik
Perkembangan
alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat
mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah
tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat
ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya
menggunakan tenaga listrik.
Ø Permainan Tradisional
Bahkan
masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan
gangsing, atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, congklak, bola bekel pada
saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah
produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote
control yang berbahan baku besi atau plastik. Serta berbagai macam yang lainnya
seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan
telah didominasi budaya asing.
2. Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
3. Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya.
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya.
Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat
yang mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk
menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan hutan secara
besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik
harus bekerja terus menerus dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang
siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah
menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan
penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan
yang di exploitasi secara besar-besaran.
Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas
lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber
daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang
dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan
digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk
setempat. Kesimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini
pada gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial
dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan
penduduk perdesaan yang harus mampu memperluas jaringan sosial secara
menguntungkan.
Apa
yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olah kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah telah terjadi kelumpuhan sosial seperti
kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu
tebangan tanpa alasan hukum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak
berhak.
Kebudayaan Indonesia yang multikultur seperti itu,
ketika dikaji dari sisi dimensi waktu, dapat dibagi pula pengertiannya :
1. Pertama,
Kebudayaan (Indonesia) adalah
kebudayaan yang sudah terbentuk. Definisi ini mengarah kepada pengertian bahwa
kebudayaan Indonesia adalah keseluruhan pengetahuan yang
tersosialisasi/internalisasi dari generasi-generasi sebelumnya, yang kemudian
digunakan oleh umumnya masyarakat Indonesia sebagai pedoman hidup. Jika dilacak,
kebudayaan ini terdokumentasi dalam artefak atau teks. Melihat kebudayaan
dari sisi ini, kita akan mudah terjebak kepada dua hal.
Pertama, apa yang sudah ada itu
diterima sebagai sesuatu yang sudah baik bahkan paripurna. Ungkapan seperti
kebudayaan Jawa adalah kebudayaan yang adiluhung, merupakan contoh terbaiknya.
Di sini, apa yang disebut kebudayaan adalah dokumen text (Jawa termasuk
sastra-sastra lisan) yang harus dijadikan pedoman kalau kita tidak ingin
kehilangan ke-jawa-annya. Ungkapan: “ora Jawa” atau “durung Jawa” adalah
ungkapan untuk menilai laku (orang Jawa) yang sudah bergeser dari text
tersebut.
2. Kedua,
Kebudayaan (Indonesia) adalah
kebudayaan yang sedang membentuk. Pada definisi kedua ini menjelaskan adanya
kesadaran bahwa sebetulnya, tidak pernah ada masyarakat manapun di dunia ini
yang tidak bersentuhan dengan kebudayaan dan peradaban lain, termasuk
kebudayaan Indonesia atau kebudayaan Jawa. Hanya saja ada pertanyaan serius
untuk memilih definisi kedua ini, yaitu lalu bagaimana kebudayaan kita berdiri
tegak untuk mampu menyortir berbagai elemen kebudayaan asing yang cenderung
capitalism yang notabene, dalam batas-batas tertentu ?
Pada saat yang sama, kebudayaan
global yang kapitalistik itu telah masuk ke berbagai relung-relung kehidupan
masyarakat “tanpa” bisa dicegah. Kalau begitu, pertanyaannya ialah: membatasi,
menolak, atau mengambil alih nilai-nilai positif yang ditawarkan. Persoalan
seperti ini dulu sudah pernah menjadi perdebatan para ahli kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh Armen Pane dkk versus Sutan Takdir Alisyahbana
(Lihat pada buku Polemik Kebudayaan), dan sampai sekarang pun sikap kita tidak
jelas juntrungnya.
3. Ketiga,
Kebudayaan (Indonesia) adalah
kebudayaan yang direncanakan untuk dibentuk. Ini adalah definisi yang futuristic,
yang perlu hadir dan dihadirkan oleh warga bangsa yang menginginkan Indonesia
ke depan HARUS LEBIH BAIK. Inilah yang seharusnya menjadi fokus kajian serius
bagi pemerhati Indonesia, wabil khusus para mahasiswa dan dosen-dosen ilmu
budaya.
Kondisi sosial budaya
Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. Bahasa
Sampai saat Indonesia masih konsisten
dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan
kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita.
Bahasa asing (Inggris) belum terlihat popular dalam penggunaan sehari-hari,
paling pada saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi denga bahasa
Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada audien kalau penceramah mengerti akan
bahasa Inggris.
2. Sistem Teknologi
Perkembangan yang sangat menyolok
adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi
batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat
langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain
dalam bidang informatika.
3. Sistem Mata Pencarian
Hidup/Ekonomi
Kondisi pereko-nomian Indonesia saat
ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental
ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya
merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing
yang menopang perekonomian Indonesia.
4. Organisasi
Sosial
Bermunculannya organisasi sosial yang
berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR,
Laskar Melayu) dan Ras.
5. Sistem
Pengetahuan
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus
berkembang sejalan dengan era globalisasi.
6. Religi
Munculnya aliran-aliran lain dari
satu agama yang menurut pandangan umum bertentangan dengan agama aslinya.
Misalnya : aliran Ahmadiyah, aliran yang berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi),
NTB dan lain-lain.
7. Kesenian
Dominasi kesenian saat ini adalah
seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap
hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau
kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat
kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak
model Srimulat sudah tergeser dengan model Extravagansa. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya.
8. Sedang Menghadapi
Suatu Pergeseran-Pergeseran Budaya (Cultural Shift)
Hal ini mungkin dapat difahami
mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta
ketidak mampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya
dasar kita.
DAMPAK KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian gagasan dan
pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multietnis)
itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan produks-produk kebudayaan
itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat
Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena factor internal
maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan
Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
Dampak
Positif dapat berupa :
1. Peningkatan
dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Terjadinya
pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3. Mempercepat
terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala
global.
4. Tidak
mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5. Tidak
berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan
penyebab krisis ekonomi.
Contoh dari Dampak Positif tersebut dalam
kehidupan antara lain :
1. Membuat komunikasi menjadi lancar
2. Memberikan pengetahuan hingga ke
pelosok daerah
3. Membentuk persaingan kemajuan
teknologi dengan Negara- Negara maju
Dampak
Negatif dapat berupa :
1. Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan
minder apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya
kesenjangan budaya
Dengan munculnya dua kecenderungan
yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai
sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang
melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase
sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3. Sebagai
sarana kompetisi yang menghancurkan
Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang
saling menghancurkan.
4. Sebagai
pembunuh pekerjaan
Sebagai akibat kemajuan teknologi dan
pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis
sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
5. Sebagai
imperialisme budaya
Proses globalisasi membawa serta
budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6. Globalisasi
Merupakan kompor bagi munculnya
gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis. Proses globalisasi yang ganas
telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level
individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya
diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang
merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan
populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7. Malu
menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang berada di wilayah
Indonesia.
Contoh dari Dampak Negatif tersebut dalam
kehidupan antara lain :
1. Maraknya pergaulan bebas dan penggunaan
narkotika
2. Gerakan terorisme yang membuat masyarakat
menjadi resah
3. Terjadinya
kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin
Sumber :
WARNA-WARNI INDONESIAKU
Indahnya negeri ini
dalam buaian ibu pertiwi
negeri ini di penuhi dengan keberagaman
warna-warni keindahan budayanya
Indahnya negeri ini
dalam buaian ibu pertiwi
negeri ini di penuhi dengan keberagaman
warna-warni keindahan budayanya
Siapa yang tak kenal dengan negeri kita Indonesia ?
Bangsa yang kaya akan budaya, kesuburan, dan bahasanya
Mengapa tidak kita lestarikan ?
Mengapa tidak kita pertahankan ?
Bangsa yang kaya akan budaya, kesuburan, dan bahasanya
Mengapa tidak kita lestarikan ?
Mengapa tidak kita pertahankan ?
Tatkala warisan
bangsa diakui negara lain,
Barulah semut-semut
menjerit
Berteriak dengan
semangat berapi-api
Menjunjung harkat
dan martabat bangsa
Ini bangsa kita..
Ini negeri kita..
Ini kebudayaan kita..
Ini bahasa kita..
Kita hidup, kita dewasa dalam negeri tercinta ini
Kini saatnya untuk kita saling bersatu
saling melestarikan budaya
saling menjaga apa yang akan kita lestarikan
dan mempertahankan warna-warni budaya indonesia
Kita hidup, kita dewasa dalam negeri tercinta ini
Kini saatnya untuk kita saling bersatu
saling melestarikan budaya
saling menjaga apa yang akan kita lestarikan
dan mempertahankan warna-warni budaya indonesia